01 Julai 2009

TalQin Buat Diri



Wahai diri, engkau tahu sebenarnya
Engkau hanyalah hamba paling dhaif
Engkau hamba pada tuan segala tuan
Sewajarnya sifat hamba itu mentaati
Menurut titah tanpa betah tiada bantah
Tapi… bagaimanalah engkau ini oh diri
Acapkali engkau berperan bagai tuan
Lalu layakkah engkau dipanggil hamba???

Oh diri! tidakkah engkau tahu rasa malu
Saat engkau tak berdaya
Pada-Nya engkau merayu simpati
Kala engkau dililiti kesempitan
Engkau mohon suatu kesempatan dari-Nya
Waktu engkau dalam kegundahan
Engkau minta pada-Nya sekelumit ketenangan
Semasa engkau terasa kekosongan melanda jiwa
Engkau berdoa persis tanpa penghujungnya
Namun bila semua itu berakhir dan diakhiri
Engkau pula berpaling dari-Nya
Di manakah nilai malu engkau pada-Nya?
Sedangkan pandangan-Nya
tak pernah terlepas daripada engkau
Sedarkah engkau wahai diri….

Hai diri yang selalu alpa!
Buatlah sesuka hati semahunya
Tapi ingatlah! esok engkau pasti mati jua
Bersediakah engkau untuk dijemput pulang?
Tahukah engkau apa rasanya
saat nyawa keluar dari jasad?
Walhal nabi yang mulia itu pun mengerih
dalam kesakitan bercucuran keringatnya
Dipinta pada puterinya Fatimah Az-Zahrah sekendi air,
Buat membasah kegeringan tekak yang menahan suatu keperitan,
Ini pula engkau yang setiap detik bergelumang dengan najis noda,
Setiap hari catatan amalan engkau diakhiri dengan lumuran dosa
Lalu patutkah engkau merasa tidak akan melewati kesakitan maut itu,
Bayang-bayangkanlah selalu saat menghadapi kematian itu…
Mungkin masa itu engkau keseorangan….

Aduhai diri! Mahu atau tidak engkau pasti kembali pada-Nya
Setiap diri tetap jua menempuh satu hari bernama kematian
Tiada siapa yang pernah hidup
menongkat dunia selamanya
Sampai waktunya…
engkau akan ke perut bumi jua~ hai diri
Di sana gelap gelita
Di sana amat sempit
Di sana sunyi sepi
Gelap gelita jika engkau datang tanpa amalan
Amat sempit andai engkau bertamu tiada bekalan
Sunyi sepi kalau engkau sampai rohani tak berisi
Mungkinkah…
engkau akan merasai taman-taman Syurga?
Atau akan tersepit di kancah-kancah Neraka?

Duhai diri…. Bersedialah selalu….
Engkau pasti meninggalkan dunia yang fana ini
Percayalah… saat itu;
Batin dan naluri ayah ibumu pasti mejerit….
andai engakau suami,isterimu menjadi balu
anak-anakmu menjadi yatim piatu…
apa yang bertahta di hati terpaksa ditinggalkan
engkau akan terpisah dari segalanya….
Bersediakah engkau wahai diri menanti detik itu?
Apa yang engkau tinggalkan untuk mereka???

Aduhai diri… di sana nanti
Di kampung akhirat; negara abadi
Engkau kelak akan dipertontonkan
autobiografi hidupmu sepanjang usia di dunia
oh! Malunya saat itu nanti…
Apa yang tersembunyi akan terbongkar
yang tersembunyi di dalam dada digambarkan
Engkau tidak mampu lagi berpura-pura…
Segala sandiwaramu jelas kelihatan
Siapa lagi yang bisa engkau tipu tika itu?

Wahai diri yang sering alpa….
Alangkah malangnya nasib engkau
Bila engkau derhaka pada-Nya
Nanti engkau dipanggang dalam perut Jahannam
Tak siapa mengendahkan lolongan engkau itu
Api Jahannam itu wahai diri
Bukankah engkau amat tahu
Sengatannya saja pun tak tertanggung seisi alam
Ingat-ingatlah selalu….
engkau datang sendiri-sendiri
engkau kembali pada-Nya sendirian jua…
menangislah selalu nasib engkau belum tahu….